GRAGEPOLITAN-Berlarut-larutnya perang Rusia-Ukraina telah berdampak pada perekonomian global.
Tak terkecuali Indonesia, kini akibat perang Rusia-Ukrains ini, lambat laun mulai terasa dengan ditandai naiknya harga sejumlah komoditas.
Menyikapi dampak buruk dari perang Rusia-Ukraina ini, Pemerintah Indonesia segera melakukan antisipasi. Di antaranya dengan meluncurkan sejumlah program untuk membantu masyarakat.
Melansir dari laman Presiden Joko Widodo, Selasa (5/4), situasi geopolitik di Rusia dan Ukraina turut berpengaruh terhadap Indonesia.
Terutama dalam bentuk kenaikan harga sejumlah komoditas. Lebih khusus pangan dan energi, serta kenaikan inflasi.
“Untuk itu, saya menginstruksikan perlunya berbagai program perlindungan sosial terus disiapkan agar rakyat tidak menanggung seluruh beban akibat kenaikan harga tersebut,” kata Presiden.
Presiden menyebutkan, ada beberap program perlindungan sosial yang diberikan pemerintah.
Diantaranya, Kartu Sembako bagi 18,8 juta penerima, Program Keluarga Harapan (PKH) dengan tambahan dua juta penerima.
Selain itu, pemerintah juga memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng yang besarnya Rp 300.000 untuk tiga bulan atau Rp100.000 per bulan.
Begitupun Program BLT Dana Desa juga akan terus dilanjutkan.
“Di samping itu, ada program bantuan baru yaitu Bantuan Subsidi Upah untuk 8,8 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp 3,5 juta,” ujar Presiden.
Adapun untuk subsidi upah ini, besaranya Rp 1 juta per penerima. Pemerintah juga memperhatikan kenaikan harga pupuk.
Untuk pupuk subsidi, pemerintah akan membatasinya pada pupuk urea dan NPK.
“Saya berharap segenap bantuan dan subsidi tersebut dapat tepat sasaran,” harap Presiden.(G-05)